Titik Awal Era Modern Film Superhero

oleh -29 Dilihat
oleh

Film X-Men tahun 2000 adalah salah satu waralaba superhero paling sukses di dunia perfilman. Dengan karakter-karakter ikonik dari komik Marvel, film ini sangat sukses di pasaran dan mendapatkan tempat khusus di hati para penggemar filmnya. Tapi, di balik kesuksesannya, ada banyak cerita menarik tentang proses syuting, tantangan teknis, serta kerja keras tim dan para aktor.

Film pertama X-Men disutradarai oleh Bryan Singer dan menjadi titik awal menuju waralaba X-Men ke layar lebar. Prajurit X-Men telah populer dalam komik sejak 1963, namun adaptasi layar lebar-nya menjadi tantangan hebat, terutama karena film superhero belum seperti sekarang.

X-Men adalah film pertama yang mengarahkan genre superhero ke arah yang lebih serius dan gelap. Banyak orang menyebutnya sebagai titik balik dari film-film superhero yang sebelumnya lebih ringan. Sebelum Bryan Singer melanjutkan, sutradara lain seperti Ang Lee juga pernah dipertimbangkan, tapi akhirnya Singerlah yang memilih pendekatan serius terhadap tema film ini.

Tiap karakter mutan termasuk dalam kategori berdasarkan sifat uniknya, baik dari segi tampilan fisik maupun kepribadiannya. Beberapa aktor yang bermain dalam serial film pertama meliputi Hugh Jackman sebagai Wolverine, Patrick Stewart sebagai Profesor X, Ian McKellen sebagai Magneto, serta Famke Janssen sebagai Jean Grey.

Hugh Jackman awalnya tidak ditetapkan untuk berperan sebagai Wolverine. Peran itu seharusnya diserahkan kepada aktor lain, namun karena Hugh Jackman hadir mendadak di audisi terakhir, akhirnya dia mendapatkan peran tersebut dan menjadi ikon dari waralaba. Hugh Jackman sering melakukan sendiri adegan aksinya, meskipun kadang-kadang memerlukan dukungan dari stunt double untuk adegan yang lebih berbahaya. Hugh Jackman memerankan Wolverine selama 24 tahun, menjadi salah satu aktor yang paling lama memerankan karakter dalam film superhero.

Patrick Stewart hampir tidak mendapatkan peran Profesor X karena dia lebih dikenal sebagai aktor panggung dan bukan aktor film blockbuster. Namun, peranannya membawa kekuatan akting yang sangat dibutuhkan oleh karakter tersebut. Beberapa aktor dari film pertama X-Men, seperti Patrick Stewart dan Ian McKellen, bergabung kembali dalam film-film berikutnya, memberikan kedalaman emosi bagi waralaba ini.

Film serial X-Men menjalani proses syuting di beberapa lokasi ikonik, termasuk Kanada dan beberapa lokasi ikonik di Amerika Serikat. Salah satu adegan yang paling menonjol adalah pengambilan adegan di sekolah Profesor X. Lokasi syuting bangunan Profesor X diambil dari sebuah bangunan bersejarah bernama Sharon Mansion di kota Toronto, Kanada. Interior bangunan bangunan ini diselesaikan melalui pengambilan gambar di beberapa lokasi berbeda untuk menciptakan suasana yang luas dan megah. Tidak sedikit adegan lain direkam di studio studio di sekitar kota Toronto.

Efek khusus dan makeup merupakan elemen yang sangat penting dalam meciptakan dunia X-Men. Terutama karena banyak karakter memiliki kemampuan luar biasa, penggunaan CGI dan makeup prostetik menjadi sangat integral bagian dari proses produksi. Salah satu tantangan terbesar adalah membuat tampilan karakter seperti Mystique (diperankan oleh Rebecca Romijn), yang seluruh tubuhnya dicat biru.

Rebecca Romijn harus menjalani proses estetika yang memakan waktu lebih dari 7 jam setiap hari selama syuting untuk menjadi Mystique. Dia juga harus mengenakan kostum tubuh berwarna biru yang sangat ketat dan sulit untuk digunakan secara bebas.

Syuting film X-Men berlangsung selama sekitar 3 bulan, mulai dari September 1999 hingga Desember 1999. Jadwal syuting yang ketat dan teknis yang kompleks membuat proses produksi film ini sangat menuntut. Aktor-aktor seringkali bekerja lebih dari 12 jam sehari. Adegan pertempuran besar utamanya dilakukan menggunakan efek gerakan komputer (CGI), tetapi adegan pertarungan fisik dilakukan dengan teliti agar terasa lebih alami.

Skor musik tersebut dikarang oleh Michael Kamen, memberikan aransemen lagu ikonik untuk karakter-karakter utama. Musiknya berperan penting dalam memberikan kritikus reaksi epik dan serius yang ingin disampaikan oleh sutradara. Skor musik yang dikarang oleh Michael Kamen kemudian digunakan untuk sebagian besar film-film X-Men berikutnya.

Film X-Men yang dirilis pada bulan Juli 2000 hampir segera menghasilkan sukses luar biasa di bioskop, meliputi $296 juta di seluruh dunia. Keberhasilan dari X-Men adalah fase penting dalam perfilman karena karakter-karakter dalam komik boleh dipilih sebagai pemeran utama dan menerima perhatian dari masyarakat yang luas.


Setelah keberhasilan film X-Men (2000), franchise ini berkembang pesat dengan lebih dari 10 film, antara lain sekuel, prekuel, dan spin-off. Berikut adalah urutan film X-Men berdasarkan tahun rilisnya:

1. X2: X-Men United (2003)

2. X-Men: The Last Stand (2006)

3. X-Men Origins: Wolverine (2009)

4. X-Men: First Class (2011)

5. The Wolverine (2013)

6. X-Men: Days of Future Past (2014)

7. X-Men: Apocalypse (2016)

8. Deadpool (2016)

9. Deadpool 2 (2018)

10. X-Men: Dark Phoenix (2019)

11. Logan (2017)

12. The New Mutants (2020)

13. Deadpool and Wolverine (2024)

Film-film X-Men memainkan peran penting dalam membentuk pengembangan dunia film superhero modern yang sudah kita kenal saat ini. X-Men dianggap sebagai sebab awal dari era modern film superhero, yang telah menjadi inspirasi bagi banyak film superhero lainnya, termasuk Spider-Man (2002), The Dark Knight (2008), dan The Avengers (2012).