Pilkada di Lapas Banyuwangi Sukses diselenggarakan secara Jujur Adil dan Damai

oleh -213 Dilihat

LAKSAMANA.id // Banyuwangi – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Lapas Banyuwangi berjalan dengan transparan, seperti yang ditegaskan oleh Kalapas Banyuwangi, Agus Wahono. Dengan jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sebanyak 913 orang, sebanyak 878 orang terdaftar sebagai pemilih dan mengikuti proses demokrasi yang dilaksanakan di dua Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang disediakan. Proses pemungutan suara dilakukan dengan pengawasan yang ketat untuk memastikan hak pilih para WBP tetap terjamin.27 Nopember 2024.

Pada Pilkada untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, hasil perolehan suara menunjukkan pasangan nomor urut 2 meraih suara terbanyak dengan 492 suara, diikuti pasangan nomor urut 3 dengan 241 suara, dan pasangan nomor urut 1 dengan 105 suara. Sebanyak 40 suara dinyatakan tidak sah, sehingga total suara yang dihitung berjumlah 878. Jumlah suara sah pada Pilgub adalah 838 suara.

Sementara itu, pada Pilkada untuk Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi, pasangan nomor urut 1 memperoleh 480 suara, unggul dari pasangan nomor urut 2 yang mendapatkan 290 suara. Sama seperti Pilgub, terdapat 40 suara yang dinyatakan tidak sah. Total suara sah pada Pilbup adalah 770 suara dari total 810 suara yang masuk.”ujar Agus

Transparansi dalam pelaksanaan Pilkada di Lapas Banyuwangi menjadi prioritas utama untuk menciptakan kepercayaan terhadap proses demokrasi. Dengan pengelolaan yang baik oleh pihak lapas dan didukung pengawasan yang memadai, pelaksanaan pemilihan ini berjalan lancar tanpa kendala berarti. Langkah ini juga membuktikan bahwa hak politik para WBP tetap dihormati, meskipun mereka berada dalam lingkungan terbatas.

Proses Pilkada yang berlangsung di Lapas Banyuwangi menjadi bukti nyata bahwa demokrasi bisa dijalankan di berbagai kondisi, termasuk di lembaga pemasyarakatan. Dengan tingkat partisipasi yang tinggi, yaitu 96,16% dari total WBP, ini menunjukkan kesadaran para WBP terhadap hak pilihnya. Diharapkan, hal ini menjadi contoh pelaksanaan demokrasi yang inklusif di masa depan.pungkasya,”

Buang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.