Anwar Abbas soal Wacana Sekolah Libur 1 Bulan di Ramadan: Patut Disambut Gembira

oleh -271 Dilihat
oleh


Berikut teks yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia:

Sosialis, ekonom, dan agama pengamat Anwar Abbas, berbicara kepada rencana Kementerian Agama untuk meliburkan siswa saat bulan Ramadan. Menurut Anwar, hal ini merupakan rencana yang tepat.

“Pada bulan puasa, ada sebab sehingga wajar utuslah kami bulan Ramadhan dibulan ke-9. Ia adalah bulan kami berdiam diri.” – Al Quran, Surah Al-Baqarah.

Akan tetapi, kata itu begitu, tidak berarti anak-anak tidak belajar dan tidak akan mendapatkan pendidikan. Anak-anak tetap mendapatkan pendidikan dan mengikuti proses belajar yang diamati dan diawasi oleh sekolah melalui media daring tetapi tempatnya dipindahkan dari sekolah ke rumah dan ke tengah-tengah komunitas.

Menurutnya, hal tersebut sangat penting dilakukan agar anak-anak, orang tua, dan masyarakat memahami dengan baik fakta bahwa tempat pendidikan dan pembelajaran tidak hanya terbatas di sekolah, tetapi juga di rumah dan di masyarakat.

“Saya sangat setuju dengan gagasan dari Kementerian Agama itu, tetapi yang penting yaitu sekolah secara aktif menggunakan media online dan digital untuk memberikan arahan dan evaluasi kepada anak-anak, orang tua, dan masyarakat, agar program tersebut dapat berjalan dengan efektif,” ia.u

Menurutnya, ada beberapa jenis kecerdasan atau keterampilan yang diharapkan dapat diperoleh anak selama libur puasa, yaitu:

  • Spiritual: contohnya laki-laki yang bersembahan kepada Allah dengan keshahihan lima waktu tapi tidak seringkali berinisiatif untuk salat di masjid tersebut.

  • Sosial: misalnya anak terlibat dan aktif dalam berbagai kegiatan-kegiatan sosial, seperti membersihkan masjid, lingkungan sekitar, dan lain-lain.

  • Seni budaya: agar anak-anak terlibat dan menjadi bagian dari grup-grup kesenian utamanya terkait sebagai gaya seni yang religius. Bahkan diharapkan keterampilan seni mereka dapat ditampilkan dalam acara Nuzulul Quran;

  • Ekonomi dan bisnis: diharapkan anak-anak dapat terlibat dalam kegiatan produksi dan bisnis, contohnya dengan membuat makanan dan minuman untuk berbuka.

  • Politik dan hukum: anak-anak harus mendengarkan kuliah-kuliah yang sudah dibuat oleh pihak Kementerian Agama melalui saluran YouTube tentang makna pentingnya politik dan hukum bagi kehidupan masyarakat dan bangsa;

  • Kesehatan dan olahraga: Anak-anak harus dipahami akan pentingnya menjaga kesehatan dan perlunya melakukan olahraga agar tetap sehat dan bugar.

Kemenag dan sekolah harus menjelaskan gagasan ini dengan baik kepada anak-anak, orang tua dan masyarakat sekitar, agar penyelenggaraan program ini berjalan lancar.

“Tujuan, materi, metode, proses belajar mengajar, dan cara mengevaluasi program ini harus dibuat panduan oleh Kementerian Agama dan lembaga pendidikan agar program liburan puasa ini benar-benar bermakna dan berarti bukan hanya bagi anak, tapi juga bagi orang tua dan masyarakat serta sekolahnya,” tuturnya.

Awalnya, telah ada plan kementerian mengenai pembukaan libur selama bulan penuh Ramadan tahun depan 2025.

Romo Syafi’i, Wakil Menteri Agama, menyatakan bahwa terdapat saran untuk kembali menerapkan kebijakan yang pernah dilaksanakan oleh era Presiden ke-4, Abdurahman Wahid atau Gus Dur.

“Hai, rencana itu sudah ada,” ungkap Bapak Syafi’i singkat ketika ditemuituncipta oleh tim di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/12).

Sementara demikian, wacana tersebut belum dibahas lebih lanjut di tingkat Kementerian Agama.

“Belum pernah membahasnya, tetapi saya curiga ada teksnya, tapi belum membahasnya,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.