Bagian Tempo Edisi Cetak: MENTERI PENDIDIKAN Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan istilah “zmiasi” dan “ujian” akan dihilangkan dari kurikulum pendidikan dasar-menengah.
“Dengan yang minimal berugas sedekatnya saja, tidak akan ada lagi ungkapan kata-kata ujian,” ujar Abdul Mu’ti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Abdul Mu’ti menyebutkan hal serupa berlaku pula pada sistem zonasi, di mana istilah baru juga telah disiapkan sebagai penggantinya. “Terjemahan sementara zonasi tidak ada lagi, diganti dengan istilah lain. Nah, istilah apa yang akan menggantinya? Tunggu surat keputusan yang muncul,” katanya.
Abdul Mu’ti juga menjelaskan bahwa konsep terkait alternatif ujian ini telah selesai berkembang dan akan diumumkan dalam waktu dekat nanti.
“Jadi nanti kami akan mengumumkannya, setelah kemungkinan dikeluarkannya peraturan tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) nanti ahir. Nah, semoga tidak perlu menunggu sampai Idul Fitri selesai,” ucapnya.
Dan mengenai pelaksanaan PPDB tahun 2025 ini, Abdul Mu’ti menyatakan keputusannya akan diambil dalam rapat kabinet.
“Hasil kajian kita telah kami sampaikan kepada Presiden ini melalui Sekretaris Kabinet (Seskab). Jadi kami menunggu instruksi dan kebijakan Presiden untuk menentukan kapan sistem ini akan sepenuhnya berlaku,” demikian pernyataan Abdul Mu’ti.
Sebelumnya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meminta Menteri PendidikanDasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, untuk mengganti sistem zonasi sekolah dalam seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Hal itu diungkapkan oleh Gibran saat memberikan sambutan saat acara Pemuda Muhammadiyah Nasional Recovery Islamic Teenlight (Tanwir I PP Pemuda Muhammadiyah), di Jakarta Pusat,.DropDownItems
“Hari kemarin saat rapat dengan kepala dinas pendidikan, saya menyampaikan secara tegas kepada Menteri Pendidikan bahwa ‘zonasi harus dihilangkan’,” ujar Gibran.
Dia menekankan pendidikan sebagai kunci untuk mencapai Generasi Emas dan Indonesia Emas 2045, oleh karena itu sangat penting memberikan kemudahan akses pendidikan.
Gibran menekankan pentingnya mengajarkan anak-anak muda tentang coding, bahasa pemrograman, dan pemasaran digital. “Kita harus tidak ketinggalan jika dibandingkan dengan negara lainnya,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Gibran juga mengajak anak-anak muda untuk bekerja sama, bergotong-royong, dan berusaha keras terutama dalam menghadapi bonus demografi saat ini.
“Kesempatan tidak datang dua kali. Inilah kesempatan kita, panggung kita, dan kita harus menjadi garda terdepan menuju Indonesia yang lebih baik dan lebih maju, bukan hanya sampai pada tahun 2045,” ujarnya.
Sistem zona implementasi dijalankan secara bertahap sejak 2016 di era Nadiem Makarim. Penggunaan sistem zonasi pertama kali dimulai pada penyelenggaraan ujian nasional. Sistem ini baru diterapkan pertama kalinya dalam PPDB pada tahun 2017.
Pernyataan sistem tersebut adalah untuk meningkatkan kesetaraan pendidikan. Anak mendapatkan peluang mengikuti pendidikan di sekolah yang berada tidak jauh dari rumah mereka. Namun, dalam pelaksanaannya implementasi sistem zonasi berjalan sulit, terutama di daerah-daerah penyediaan sekolah yang terbatas.