Scroll untuk baca artikel

Aktivis Pendidikan Riau Kutuk Keras Pemerintah, Ribuan Guru Terlunta-lunta Jelang Idul Fitri

ilustrasi guru
ilustrasi guru

Laksamana.id | Pekanbaru - Aktivis pendidikan Provinsi Riau, Erwin Sitompul, S.Pd, dengan tegas mengutuk kebijakan pemerintah Provinsi Riau yang telah menahan hak tenaga pendidik. Hingga H-1 Idul Fitri 1446 Hijriyah, gaji ribuan guru belum juga dibayarkan, meninggalkan mereka dalam penderitaan dan ketidakpastian.

Erwin menyoroti kondisi memilukan yang dialami para guru. Banyak di antara mereka terpaksa menggadaikan harta benda, berutang, bahkan bekerja serabutan demi menyambung hidup.

"Mereka menangis, anak-anak mereka menangis karena belum bisa membeli baju lebaran. Di mana hati nurani pemerintah Provinsi Riau? Pedih hati saya mendengar curhatan mereka! Sudah tiga bulan mereka menunggu hak mereka, tapi tak juga diberikan," tegasnya dengan penuh amarah.

Lebih dari sekadar keterlambatan, ini adalah pengkhianatan terhadap tenaga pendidik yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun, sebagai balasan, mereka justru dibiarkan terlunta-lunta tanpa kepastian.

Tak heran, sumpah serapah dan doa kutukan melayang kepada para pejabat Provinsi Riau. Bagaimana tidak? Sementara para guru harus bertahan dalam kesengsaraan, para pejabat justru sudah menikmati tunjangan dan THR mereka secara penuh.

"Sejak awal keberadaan guru bantu pada 2006, tak pernah ada kejadian sememalukan ini. Sejak peralihan ke Pemprov pada 2017, keterlambatan terus terjadi, tapi kali ini yang terburuk. Sekitar 500-600 guru kini menahan lapar dan perih akibat gaji yang belum dibayarkan sejak Januari," ungkapnya dengan nada geram.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten
Kondisi ini semakin diperparah oleh transisi kepemimpinan Provinsi Riau pasca pelantikan Presiden Prabowo Subianto. Pasangan Abdul Wahid – SF Hariyanto justru abai terhadap nasib guru dikdas, membiarkan mereka meratap menjelang lebaran tanpa kepastian gaji.

"Tahun sebelumnya pun ada keterlambatan, tapi setidaknya sepekan sebelum lebaran sudah dibayarkan. Tahun ini lebih parah! Sudah H-1 Idul Fitri, mereka masih dibiarkan menderita!" kata Erwin dengan nada kecewa.

Erwin mendesak Pemprov Riau segera mencairkan gaji para guru, meskipun di hari raya. Jangan biarkan mereka kehilangan hari kemenangan karena kebijakan yang zalim. Jika Pemprov bisa mengurus gaji pejabat, mengapa hak para guru justru diabaikan?

Pemerintah harus segera bertindak sebelum amarah para guru berubah menjadi gelombang perlawanan!***

Editor : Yanto
Bagikan

Berita Terkait
Terkini