Dengan resmi diangkat sebagai Guru Besar di bidang Ilmu Ekonomi di Departemen Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Anggito mempartajakan pengalamannya dalam mengeksplorasi dan memahami nilai-nilai serta kemanfaatan ekonomi syariah di Indonesia.
“Eonomi Syariah adalah bagian dari ilmu ekonomi yang berpegang pada hukum atau prinsip Syariah Islam. Para pendokong ekonomi Syariah menerapkannya karena kepatuhan atau kewajiban yang diturunkan dalam Islam, seperti halal, manfaat yang positif, dan tidak ada riba. Ada juga yang berpendapat bahwa ekonomi Syariah adalah cara hidup berbagi, sederhana, dan seimbang,” katanya
Pada bagian lain pidatonya, Anggito menyampaikan bahwa ia tidak lagi melihat ekonomi syariah sebagai sistem konsep alternatif atau tambahan bagi ekonomi konvensional. Ia kemudian menyadari perspektif baru, tempat ia melihat ekonomi syariah sebagai bentuk kesadaran dan pengalaman pertama akan ajaran agama dan wahyu al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah bagi umat manusia.
Menurutnya, inti ekonomi syariah terletak pada nilai-nilai kepatuhan, gaya hidup, dan manfaat yang merupakan bagian penting dari ajaran Islam. Hal ini dilaksanakan melalui praktik transaksi halal yang menegakkan prinsip kejujuran tanpa pengecualian kepada unsur gharar (ketepatan transaksi), maysir (spekulasi), serta tidak mengandung riba (bunga minung).
“Melalui perilaku atau cara hidup berkonsumsi yang baik dan sehat,” kata dia.
Profil Anggito Abimanyu
Orang yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan di dalam Kabinet Merah Putih masa bakti 2024–2029. Dilahirkan di Bogor pada 19 Februari 1963, Anggito dikenal sebagai seseorang yang berkutat pada banyak sisi ekonomi. Kemampuan ini memang membuatnya untuk memilih bagian Studi Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UGM.
Pada tahun 1985, ia mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari FEB UGM. Setelah itu, Anggito melanjutkan pendidikannya di University of Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat, tempat ia memperluas pengetahuannya di bidang ekonomi, terutama terkait keuangan dan kebijakan publik. Di universitas yang sama, ia juga berhasil menyelesaikan program Doktoralnya (Ph.D) dan kemudian dikenal secara luas sebagai seorang ekonom.
dikutip dari laman resmi UGM, setelah menyelesaikan kuliah, Anggito kembali ke Indonesia untuk menekuni profesi sebagai dosen FEB UGM. selain mengajar, ia juga aktif bertindak di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), di mana pada 2005–2010 ia menjabat sebagai kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF).
Pada bulan Juni 2012, Anggito dipilih menjadi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah di Kementerian Agama, guna meningkatkan reputasinya sebagai oknum yang dipercaya dapat melakukan perubahan reformasi di bidang yang pernah mendapat perhatian serius dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Selanjutnya, dari tahun 2015 hingga 2017, dia menjabat sebagai Komisaris di Bank BRI Syariah, mengembangkan perbankan syariah di tengah persaingan industri perbankan konvensional. Suksesnya di bidang ekonomi syariah membuatnya dipercaya untuk memimpin Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) pada periode 2017–2022.
Setelah masa jabatannya di BPKH berakhir, Anggito kembali ke perkuliahan di UGM. Kegiatannya yang sukses di bidang keuangan publik membuatnya menjadi salah satu ekonom UGM yang paling berpengaruh di Indonesia. Pada tahun 2022, ia diangkat sebagai Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis di Sekolah Vokasi UGM.
Pilihan Editor: