LAKSAMANA.id // Banyuwangi – menunjukkan kemajuan dalam menurunkan angka kemiskinan di Banyuwangi. Data terbaru memperlihatkan bahwa persentase penduduk miskin di Banyuwangi mengalami tren penurunan yang konsisten dari tahun ke tahun. Meskipun terdapat hambatan selama masa pandemi Covid-19, upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Berhasil membuahkan hasil yang positif dalam penanganan kemiskinan. 4 Nopember 2024.
Pada tahun 2020 dan 2021, persentase kemiskinan di Banyuwangi mengalami peningkatan akibat dampak pandemi. Kendati demikian, berbagai program intervensi sosial yang diterapkan berhasil meredam kenaikan tersebut. Pada tahun 2021, angka kemiskinan di Banyuwangi hanya meningkat sebesar 0,01%, menjadikannya peningkatan terendah di antara kabupaten/kota lain di Jawa Timur. Hal ini mencerminkan keseriusan dan ketepatan langkah pemerintah dalam mengatasi krisis sosial-ekonomi akibat pandemi. Ungkap Guntur,”
Setelah masa pandemi mereda, tingkat kemiskinan di Banyuwangi kembali menurun secara signifikan. Persentase kemiskinan tercatat berada di angka 7,51% pada tahun 2022, kemudian menurun menjadi 7,34% pada tahun 2023. Penurunan ini menjadi bukti bahwa strategi pengentasan kemiskinan yang dilakukan berhasil mengatasi tantangan perekonomian yang sempat terguncang.
Alhamdulillah, pada tahun 2024, persentase kemiskinan Banyuwangi mencatat penurunan yang lebih drastis, turun menjadi 6,54% berdasarkan data Maret 2024. Angka ini menandakan penurunan sebesar 0,80% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sebuah pencapaian signifikan yang diharapkan akan terus berlanjut dengan berbagai upaya yang sedang dan akan dilakukan.
Guntur Priambodo, selaku Penjabat (PJ) Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuwangi, menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat upaya pengentasan kemiskinan di Banyuwangi. Melalui program-program yang tepat sasaran dan kerjasama lintas sektor, Banyuwangi diharapkan mampu mencapai penurunan kemiskinan yang lebih besar di masa mendatang, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat semakin meningkat. Pungkasnya,”
Buang
