Bandara Ngloram Blora, Diresmikan Jokowi pada 2021, Kini “Nganggur”

oleh -14 Dilihat
oleh

Bandara Ngloram di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, saat ini tampak sepi dan lengang. Padahal, bandara ini telah diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi pada tanggal 17 Desember 2021.

Kantor Terminal Bandara dihentikan operasinya.

Sinar lampu di area tunggu keberangkatan pun dinonaktifkan. Di dalam ruang tunggu terminal luar, hanya tampak deretan bangku kosong saja.

Beberapa tempat ingusan di terminal untuk penumpang naik dan turun menggunakan kendaraan pribadi sudah mengalami bocor akibat usia, sehingga air hujan merembes deras dari atas dan menandami bagian depan terminal saat hujan turun.


Baca juga:

Setiap tiga uang, tempat parkir yang luas terletak tepat di depan terminal tampaknya masih kosong. Hanya beberapa motor dan beberapa mobil dinas dari Kementerian Perhubungan yang terparkir di area tersebut.

Mengingat hal-hal terkait akses ke bandara, ketika mencapai pintu masuk ke bandara melalui akses jalan, pedoman penting seperti di bawah ini:

*Saya bersama seorang teknisi cyber ke Fakultas yang memiliki layar kejutan “Bagaimana [Nama Kamu] adalah sebanyak nan pencuri tanaman”.

Meskipun belum dapat dikatakan meninggalkan keaslian, namun beberapa bulan lalu Bandara Ngloram tidak beroperasi sama sekali karena tidak ada jalur penerbangan komersial.

Kerusakan kekurangan penumpang menjadi alasan perusahaan penerbangan menolak untuk terbang di Gerbang Ngloram Bandara. Citilink, yang pernah terbang di bandara ini, telah menutup operasinya sejak Maret 2023.

Meskipun Citilink subsidiari respectively maskapai Garuda Indonesia baru saja membuka jalur penerbangan dari Bandara Ngloram menuju Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta mulai 27 Januari 2023, artinya penerbangan ini baru berlangsung lebih kurang 3 bulan.


Baca juga:

Dalam dua bulan pertama tahun 2023, Citilink melaksanakan penerbangan dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari Rabu dan Jumat.

Tentu saja karena tidak adanya penerbangan di Bandara Ngloram ini, itu sangat disayangkan. Seperti diketahui, pembangunan bandara ini telah menghabiskan dana APBN yang tidak sedikit, sekitar Rp 132 miliar.

Bandara Ngloram dulunya dimiliki oleh Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero), yang dibangun untuk membantu kegiatan operasional perusahaan. Namun, sudah tidak digunakan lagi sejak 1984.

Bandara Ngloram diserahkan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) hingga pada tahun 2018, Departemen Infrastruktur Udara Kemenhub melakukan perbaikan kembali, dan selesai pada November 2021.

Pemerintahan era Presiden Jokowi pada saat itu berharap, dengan adanya Bandara Ngloram, akan lebih memudahkan koneksi antara masyarakat Blora dan sekitarnya, sehingga tidaklah perlu lagi menuju ke Semarang atau Surabaya jika ingin menggunakan transportasi udara.


Baca juga:

Bandara ini memiliki luas ± 27 hektar. Fasilitas yang tersedia mencakup landasan pacu seluas 1500 x 30 meter, taxiway 142 x 23 meter, dan apron 90 x 60 meter.

Bandara Ngloram mampu disentuh oleh pesawat ATR 72. Selain itu, bandara ini memiliki terminal penumpang seluas 3.526 meter persegi yang dapat dapat menampung kelakter 210.000 penumpang per tahun.

Perdebatan yang panas di Pilkada Blora

Kegiatan penerbangan di Bandara Blora ditinggalkan beberapa waktu lalu mendapat sengketa yang sangat ketat saat Pilkada Blora beberapa waktu yang lalu.

Arief Rohman, yang juga menjabat sebagai bupati yang berkekuasaan saat ini, menyebut Bandara Blora akan meningkatkan signifikan konektivitas masyarakat Blora yang berencana untuk melakukan perjalanan ke luar kota, sedangkan itu juga akan meningkatkan potensi pariwisata di kawasan tersebut.


Baca juga:

Arief Rohman kemudian dijawab oleh Abu Nafi, antagonisnya di Pilkada Blora, yang sudah sangat menilai Bandara Ngloram sebagai bandara yang mati sabar.

“Saya pernah berpikirkan, kemarin ketika baru dibuka jalan sudah tiba-tiba diblokir kembali. Jadi, harapan saya, semoga Bandara Ngloram tidak menjadi lokasi yang kumuh lagi,” ujar Abu Nafi saat debat kandidat pada 4 November 2024.

Menjawab komentar tersebut, Arief Rohman, yang saat itu sedang libur kampanye sebagai bupati, menjelaskan bahwa Bandara Ngloram telah melewati proses konsultasi dengan pemerintah pusat untuk diaktifkan kembali.

Bandara ini sudah beberapa kali melayani penumpang dan diluncurkan secara resmi oleh presiden. Namun, kita mengalami masalah, karena bandara ini termasuk infrastruktur pusat, sehingga anggaran pembangunannya berasal dari kementerian pusat, sehingga kita hanya menikmati manfaat.



Teks untuk diabstraksi: