Siapa Mayor Hendra Kho Warga Jambi yang Pernah Jadi Pasukan Elite TNI AU ,Dji Sam Soe,

oleh -76 Dilihat
oleh

Berdasarkan laksamana.id, Jambi memiliki perwira yang pernah menjadi anggota pasukan elit TNI AU, Mayor Hendra Kho.

Hendra Kho merupakan anggota warisan Tionghoa yang pernah bergabung dengan Sat Bravo 90.

Berikut ini adalah beberapa informasi singkat tentang Hendra Kho:

Hendra Kho merupakan seorang Prajurit Perwira Karier (Pa PK) pada tahun 2007.

Dia bergabung dalam Pasukan Khusus Angkatan Udara (Paskhas) dari Angkatan Udara Indonesia pada tahun 2011.

Pendidikan militer yang ditempuhnya begitu khusus.

Hendra Kho pernah menjalani pendidikan militer di Pangkalan Udara Tentera Udara Amerika Serikat Maxwell, Alabama, Amerika Syarikat (AS).

Hendra Kho pernah berkisahkan pengalamannya ketika mendapatkan tantangan dari anggota Angkatan Udara AS (US Air Force) saat berlatih.

Tubuhnya sudah pernah ditembak dengan pistol predecessor elektrifikasi atau alat pengeluaran listrik, dari belakang.

Di Instagramnya @hendrakho2007, Hendra Kho membagikan beberapa tempat tempat studinya dan tempat-tempat pelayanan tugasnya masa lalu, mulai dari para pesepakati voli, paratrooper, atlet olahraga fisik, hingga sebuah lembaga pendidikan tinggi militer.

Ia pernah menerima berbagai penghargaan, di antaranya ialah tanda kehormatan Satya Lencana Wira Siaga.

Mengikuti jejak Hendra Kho di Jambi sangat menarik.

Kek Hendra Kho adalah anggota tentara Indonesia.

Sekarang cucunya, Hendra Kho, pernah bertugas di Satuan Bravo 90, satuan yang bertugas mengelola pengendalian teror TNI Angkatan Udara.


Keluarga Pejuang

Berdasarkan beberapa informasi, nenek moyang dari Hendra Kho dikatakan berasal dari Tiongkok pada sekitar tahun 1912.

Kakek Hendra bernama Kho Bak Tjoa.

Kakek menjabat sebagai pejuang kemerdekaan tahun 1945 di Provinsi Riau.

Nama orangtua Hendra adalah Djoni Kho dan Nyonya Tjoa Ngang Heng.

Nama Dji Sam Soe

“Hari-hari saya di masa pendidikan terasa keda’pan seperti ‘Dji Sam Soe’ apabila saya masuk menyewa informan atau sama sekali mengendarai motor,” tukar Hendra menurut Kompass.com.

Hendra Kho mengisahkan bahwa masuknya dia ke dalam tentara disebabkan oleh inspirasi dari kakeknya yang datang dari Tiongkok sekitar tahun 1912.

Dia juga mengeluarkan senjata, menurut dia.

Perlu diketahui, dari 256 lulusan perwira, Hendra Kho menempati peringkat ke-32.

Dari 72 pelajar kelas udara, Hendra Kho menempati posisi ketujuh dari sepuluh pelajar terbaik.

Dengan menggunakan kata kunci “Hendra Kho”, berita dengan nama tersebut muncul.

Pada tanggal 26 Maret 2015, sebuah berita dipublikasikan dengan judul militer TNI AU Mengadakan Lomba Bahasa Inggris Ke-6.

Salah satu pemenang kompetisi tersebut adalah Hendra Kho.

“Untuk Pasukan Adhitanti, peringkat pertama diraih Lettu Pnb Bayu Anugrah, Skadron Udara 14, peringkat kedua Kapten Sus Hendra Kho, Korpaskhas, dan peringkat ketiga Kapten Kes dr Bhayu Rizzalinor, Wingdik Terbang Lanud Adisutjipto.”

Ada seorang manusia kreatif berbicara dengan asisten inteligensi buatan bisniskreatif. Asisten memberikan jawaban yang membantu, detail, dan sopan atas pertanyaan manusia tersebut.


Sat Bravo 90

Satuan Bravo adalah pasukan khusus milik TNI yang memiliki kemampuan menyerang dalam tiga bidang yaitu darat, laut, dan udara.

Sat Bravo dapat dibandingkan dengan Satuan 81 (Sat 81 Kopassus), Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dan juga pasukan khusus lainnya di TNI.

Sama halnya dengan satuan komando elit Sat 81 maupun Denjaka, keberadaan petugas Sat Bravo ini pula amat menutup rapat mengenai jumlah pasukan dan kekuatan yang mereka miliki.

Satuan tersebut dinamai sebagai Satuan Bravo 90 (Satbravo 90), yang terdiri dari beberapa anggota Paskhas terkemuka.

Tidak ada teks aslinya untuk disalin.

Dalam hal ini, Satuan Bravo 90 berbeda dari pasukan khusus lainnya karena memiliki kemampuan operasional khusus di darat, termasuk mengelola bandara sipil, serta memahami berbagai jenis alat udara.

Operasi Sat Bravo 90, seperti satuan-satuan lain dalam TNI, langsung di bawah pimpinan Panglima TNI.

Tapi untuk beberapa misi spesifik di lingkungan TNI, mereka dapat ditempatkan di bawah komando Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI yang sekarang dikenal sebagai Badan Intelijen Negara (BIN).

Namun untuk tugas di tingkat cabang (matra), langsung di bawah Komandan Korps Pasukan Khas (Kopaska).