Laksamana.id, TANGERANG – Banyak truk pengangkut marinir TNI AL tiba di desa Tanjung Pasir, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Marinir tersebut disebutkan datang untuk mengangkat pagar laut yang terletak di pantai desa tersebut bersama dengan masyarakat sekitar.
Trafo pengangkut marinir tiba pada sekitar pukul 07.30 WIB. Masyarakat pun juga datang berantai ke sepanjang jalan, ada yang menggunakan sepeda motor hingga jalan kaki menuju Pos TNI AL (Posal) yang terletak di sekitar.
Ketika baru tiba di pos, tampak marinir dan warga duduk bersama. Mereka tampak menerima instruksi tentang kegiatan menghilangkan pagar laut tersebut. Selain itu, tampak marinir Al lainnya menurunkan perahu karet dari truk. Setelah itu, mereka memarkirkan kapal di pinggir pantai di dekat Tanjung Pasir.
Awi, seorang nelayan di Pantai Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang, sempat menyatakan bahwa ribuan TNI AD dan masyarakat setempat akan melibatkan diri langsung untuk memindahkan pagar laut. Dia merasa bersyukur karena mendapatkan tanggapan dan dukungan dari TNI AD.
“Wah, besok semua nelayan siap melakukan pekerjaan menghilangkan pagar laut, terutama yang ada di Tanjung Pasir,” kata Awi kepada Republika, Jumat (17/1/2025). Menurutnya, pemimpin tertinggi TNI Angkatan Laut akan turun langsung ke lapangan untuk bergabung dalam kegiatan pengangkatan pagar laut tersebut.
Maka tentu saja ini adalah momentum yang tepat seperti awal dari kebijakan masyarakat saat ini diperkuat oleh TNI Angkatan Laut apalagi oleh atasannya yang berkeinginan untuk datang ke daerah Tanjung Pasir. Kami nelayan sangat berterima kasih dan bersyukur atas respons mereka.
Salah satu warga Tanjung pasir, Maun, menyatakan dirinya sangat senang karena pagar laut yang mengganggu kegiatan nelayan akhirnya dihapus.
Kami sangat senang karena hal ini sangat mengganggu nelayan, dan kami sangat senang, sangat senang karena itu sangat mengganggu nelayan kami.
Ia mengatakan bahwa 150 pasukan marinir akan diturunkan untuk bergabung dengan masyarakat, di hari Sabtu, tanggal 18 Januari 2025 nanti. Kemudian, pihaknya rela membatalkan pesanan perahu memancing untuk ikut menggemaikan pagar laut.
Ya, sebenarnya sudah ada yang berteriak untuk memancing. Sabtu dan Minggu ada beberapa yang berusaha memancing dari Jakarta lalu ada yang membayar Rp 3 juta, Rp 2,5 juta, dan Rp 2,8 juta. Kami pun memutuskan membatalkan demi menepis jeratan pagar laut. Sebenarnya juga kami mendapat bantuan dari Jakut, sekitar 150 orang marinir dari Jakarta,” ujar sumber tersebut.