Heboh Staf Perempuan Sembunyi di Bawah Meja Camat di Surabaya, Ini Penjelasannya

oleh -17 Dilihat
oleh

Terungkapnya perempuan-perempuan bekerja di Departemen Camat Asemrowo, Kota Surabaya, Kota Embun, Mohammad Khusnul Amin, menjadi isu hangat yang banyak diadopsi.

Awalnya sekelompok orang pergi ke kantor Kecamatan Asemrowo untuk menghadap Amin. Namun karena mereka tidak dapat menemukannya, mereka mulai membuat keributan di dan sekitar ruangan Amin dan menemukan seorang pegawai perempuan duduk di bawah meja Amin.

Penjelasan Amin

Camat Asemrowo, Mohammad Khusnul Amin, menegaskan bahwa kejadian itu merupakan kesalahpahaman.

Seseorang menjelaskan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada Senin siang (6/1). Awalnya, badan tersebut melakukan peringatan kepada pemilik bangunan liar di beberapa lokasi wilayahnya atas permintaan warga.

“Dibawah jembatan Dukuh Rukun Barat, ada kurang lebih 20 bangunan berantakan, kita pun seleksi untuk dicari yang dapat ditertibkan, karena salah satu alasannya yaitu mengganggu akses masuk bagi penduduk RW 5, RW 6, RW 7, dan RW 8,” sebut Amin dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (8/1).

Kami ingatkan 1, 2, 3 kali akhirnya sehati-hati, masyarakat merasa nyaman. Kedua, penertiban di bawah jembatan Tol Asemrowo. Sama dengan itu, kami sosialisasi 1, 2, 3, berhasil. Lalu, kemudian lanjut ke kompleks peternakan ayam 3 bangunan, sama sosialisasi peringatan, sehingga usaha penertiban berjalan dengan lancar,” lanjutnya.

Bawa Ormas

Pada saat pertama kali melakukan peringatan penertiban di wilayah barat Tol Tambak Mayor, ada sebuah bangunan milik seseorang yang menjadi sasaran peringatan itu karena bangunan itu saja yang akan ditertibkan. Karena itu, pihak kecamatan kemudian melanjutkan peringatan penertiban ke bangunan lainnya.

Berikut ini adalah deskripsi yang diberikan oleh Amin: Pemilik bangunan tersebut mengunjungi kantor Kecamatan Asemrowo bersama sekelompok orang diduga anggota organisasi komunitas (ormas). Mereka juga sempat menghubungi Amin melalui telepon dan setuju untuk bertemu pada Senin (6/1) di kantor Kecamatan Asemrowo.

Datang pagi-pagi. Aku harus melakukan rapat inovasi program. Ada beberapa staf saya dihadirkan, yakni Mas Alfian dan Mbak Devi. Aku melakukan rapat menggunakan Zoom, tetapi saya tidak bisa menjawab telepon.

“Saya tahu mereka datang membunyikan keras-bunyikan keras pintu. Hati-hati saya sedang rapat, lalu saya baru bertemu dengan mereka, jadi tidak diamlah saya,” ujarnya.

Beberapa orang melaporkan suara perempuan di ruangan Amin dan merekam tanda kehadiran perempuan di ruangan tersebut.

Hal tersebut membuat para staf kecamatan berkerumun, salah satunya adalah Devi. Ia kemudian bersembunyi di bawah meja Amin untuk menyelamatkan diri.

“Saya memiliki staf yang ketakutan semua melarikan diri. Agarambil data warganya Satpol PP di desa menetapkan Bangli. Cara mereka melakukan ini ang guna tidak sopan dan tidak beradab,” ucapnya.

Penjelasan Devi

Devi, staf Kecamatan Asemrowo, yang juga hadir dalam konferensi pers, menjelaskan bahwa ia mulai berada di ruangan Amin bersama Alfian.

“Saya beserta Mas Alfian sedang berada di ruangan Pak Camat untuk mengkoordinasikan persiapan pendahuluan sebelum mengikuti Zoom Meeting bersama Pak Wali Kota siang hari,” kata Devi.

Dalam proses koordinasi, sebuah kelompok orang itu membuka pintu jendela ruang Amin. Amin pun terguncang ketakutan dan menyembunyikan diri di bawah meja.

“Saya memang pernah mengalami hal yang sekarang saya merasa takut, ini membuat saya trauma bukan karena saya melakukan sesuatu yang aneh, tetapi karena saya takut seopcion yang dilakukan mereka. Kami sedang dalam proses koordinasi, tidak bermaksud tidak membuat pertemuan, jangan heran kalau saya kabur ke bawah meja karena saya takut bukan karena melakukan sesuatu yang tidak biasa,” katanya.

“Saya memiliki pakaian yang utuh, saya tidak melakukan apa pun di ruang milik Pak Camat. Saya berada di sana bersama dua orang lain. Semua staf di bagian sekretariat tahu bahwa saya dan Alfian dipanggil oleh Pak Camat ke ruangannya pada pukul 10. Akan tetapi, saya memutuskan untuk keluar. Namun, saya melihat bahwa banyak orang membawa ponsel, sehingga saya langsung menyembunyikan diri lagi di bawah,” tambahnya.

Camat Mau Lapor Polisi

Setelah itu, Camat Asemrowo merancang untuk melaporkan rombongan orang tersebut ke kepolisian atas tuntutan yang dideritanya.

“Akan kami lapor ke pihak berwajib karena ada pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang merugikan saya dan keluarga. Mungkin kami akan melaporan itu ke Polisi Daerah Jawa Timur,” ujar Amin.