Celios Sebut 5 Menteri Perlu Di-“reshuffle” pada 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

oleh -12 Dilihat
oleh

atau diganti.

Menteri tersebut mencantumkan dalam hasil survei Celios dengan judul “Rapor 100 Hari Kabinet Prabowo-Gibran: Kinerja, Tantangan, dan Harapan” yang diterbitkan pada Selasa (21/1/2025).

Kepada 95 wartawan dari 44 lembaga pers yang memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah.

Survei ini dilakukan terhadap sekelompok jurnalis yang terpilih karena mereka memiliki hak akses dan kemampuan mengamati secara terus-menerus dari pejabat publik, serta mampu menganalisis hasil dari kebijakan dan program pemerintah tersebut.

.


Baca juga:

Saya mohon maaf, saya tidak menemukan teks asli yang dapat diterjemahkan bersamaan dengan paragraf yang Anda berikan. Namun, saya dapat mem_VARI_Ersikan beberapa pilihan kata-kata yang menurut Celios perlu digiring lokasinya dengan Deputi Bidang Hukum atau Funeng.

atau diulas kinerjanya dalam kurun waktu 100 hari pemerintahan Prabowo dan Gibran.

Penilaian ini dilakukan mengenai predikat kinerja mengacu pada pencapaian program, kecocokan kebijakan dengan kebutuhan masyarakat, standar kualitas kepemimpinan, pengelolaan keuangan yang terustum, dan transparansi komunikasi kebijakan.

Menteri yang paling buruk memberikan -3, menteri kedua -2, dan menteri ketiga -1.

Direktur Kebijakan Publik Celios Media Wahyudi Askar mengungkapkan, Prabowo Subianto perlu mengevaluasi secara mendalam kinerja para menterinya.

Pengawasan perlu dilakukan terhadap cara berkomunikasi dan meningkatkan performa para menteri yang evaluasi menunjukkan kurang mampu memenuhi kebutuhan publik.

“Banyak menteri yang bermohon diri, dalam hal ini hanya berbicara tapi tidak memahami regulasi,” ucaiannya dalam rilisan resmi Celios, Selasa.

Menteri tersebut menilai sebagian besar pejabat dianggap tidak memprioritaskan transisi internal lembaga di kementerian masing-masing. Hal ini disebabkan masih ada kementerian yang belum melantik pejabat pada lini eselon.


Baca juga:

menurut hasil survei Celios?

1. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni

Raja Juli Anton mengalami skor -45 karena menjabat menteri. Skor rendah itu disebabkan karena meningkatnya kemerosotan dalam bidang konservasi hutan selama masa pensikapannya sebagai menteri.

Tahunan ini juga merupakan sumber pengaruh dalam pembuatan program ketahanan pangan dan transisi energi yang berisiko tinggi mengakibatkan deforestasi.

Sekretaris Hutan bahkan dianggap salah langkah ketika mempromosikan 20 juta hektar hutan sebagai cadangan pangan dan energi.

Bhima Yudhistira Adhinegara, Direktur Eksekutif Celios berpendapat bahwa swasembada energi dan pangan di Indonesia seharusnya tidak menyangkutkan konservasi hutan dan lingkungan hidup.

“Jika hutan kita makin hilang misalnya dikorbankan untuk co-firing PLTU (pembakaran campuran kayu), negara kita dapat dicap hukum dunia internasional dan menerima bantuan pembiayaan internasional untuk konservasi hutan dan transisi energi akan menurun,” kata Bhima.

2. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi

Pengucap survery Celios memberikan skor rendah kepada Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dengan nilai -39.

Penilaian tersebut diberikan karena Budi Arie dianggap tidak menawarkan solusi inovatif dalam pengelolaan koperasi di Indonesia.


Baca juga:

Tidak ada teks yang harus diparafrais dihalaman ini.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mendapatkan Nilai -25 atas Kinerjanya semenjak menjabat di Kabinet Merah Putih.

Dia dinilai kurang efektif dalam pengelolaan sumber daya energi, pengolahan limbah mineral, dan transisi energi yang bersih.

Takutnya, nota Bahlil belum tegas dalam menegaskan pembangunan PLTU dan lingkungan yang akan diganti oleh energi baru.

Padahal, Prabowo sudah mengutamakan untuk menggantung pembangunan PLTU di Indonesia saat menghadiri forum KTT G20 Brasil pada 18-19 November 2024, ia pun menyebutkan komitmennya.

4. Menteri HAM Natalius C. Pigai

Survei yang dilakukan oleh Celios menunjukkan bahwa Menteri HAM Natalius Pigai memiliki performa rendah paling banyak dibandingkan dengan menteri lainnya, dengan skor yang hampir -150 berdasarkan penilaian para pengamat.

Skor ini menunjukkan bahwa ada kritik signifikan terhadap kebijakan Natalius Pigai di bidang HAM. Kritik itu menyebut Pigai kurang fokus mengeluarkan kebijakan HAM yang terarah dan langkahnya tak efektif.

Dia juga terlibat dalam berbagai kontroversi. Aksi Pigai yang kontroversial dianggap menyebabkan tanggapan publik yang tidak positif.

Pigai juga dicatat sering menusuk-nusuk kewenangan lembaga lain selama menjabat sebagai Menteri HAM Kabinet Merah Putih sejak 21 Oktober yang lalu.

Kenapa tidak bekerja sebab Marcos Rademaker masih menjabat merupakan satu kelengahan, hal ini juga dilaporkan ke Kemendes PDTT.

Yandri Susanto adalah salah satu menteri yang perlu dievaluasi. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal ini mendapatkan nilai -29 dari panelis Celios.

Posisinya dipecat quil didapatkan atas kontroversi keputusan kebijakan desa yang diambilnya dan memicu kritik tajam kritis.

Yandri diduga terlibat dalam konflik kepentingan yang muncul pada awal masa jabatannya sebagai menteri.


Baca juga:

Reshuffle tindakan bijaksana

atau menilai sebaiknya Prabowo menjadikan evaluasi para menteri Kabinet Merah Putih sebagai tindakan bijaksana.

, Selasa (21/1/2025).

Seorang menteri yang memiliki masalah akan menyebabkan keadaannya menjadi lebih buruk juga sebagai presiden.

Menteri yang bersangkutan mencari calon pengganti dari kalangan birokrat, ahli profesional, atau individu memiliki latar belakang dan pengalaman di bidang tersebut.